Employee Gathering 2020

Employee Gathering PT. Tienyen International

Employee Gathering

PT. Tienyen International

Kegiatan seperti employee gathering ini dilaksanakan dengan tujuan ingin memberikan refreshing kembali setelah setahun para karyawan PT. Tienyen International memberikan kontribusi memberikan andil dalam berjalanannya operasional perusahaan. Selain dapat memberikan penyegaran, kegiatan employee gathering juga dapat memberikan beberapa manfaat lainnya bagi para karyawan Tienyen, antara lain:

  1. Mengembalikan Kondisi Lebih Bersemangat
    Setelah setahun bergelut dengan rutinitas perusahaan tentu saja akan menimbulkan rasa bosan, penat, muncul konflik internal, dan permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam dunia kerja lainnya. Dengan adanya kegiatan seperti employee gathering, semua permasalahan tersebut akan berkurang bahkan bisa hilang. Jadi untuk acara tersebut maka pilihlah tempat-tempat gathering yang segar dan sejuk seperti daerah Puncak, Bogor, Bandung, dan lain-lain.
  2. Mempererat Hubungan Antar Pegawai
    Perbedaan pemikiran sudah menjadi hal umum yang sering terjadi di sebuah perusahaan. Apalagi jika didalam perusahaan tersebut terdapat beberapa divisi. Masalah dalam sebuah team biasanya tidak terlihat dalam bentuk konflik, melainkan bisa dilihat dari sikap antar karyawan yang membuat kelompok-kelompok kecil. Agar hal ini tidak menimbulkan efektifitas yang tidak baik dalam hasil kerja team, maka kegiatan gathering seperti ini sangat dibutuhkan.
  3. Membangun Tim Kerja yang Solid
    Masih terkait dengan konflik internal yang sering terjadi dalam perusahaan-perusahaan, perselisihan antar karyawan secara tidak langsung akan berpengaruh pada operasional perusahaan nantinya. Beda divisi, beda target tujuan, beda cara kerja, namun pada akhirnya semua tetap akan bermuara ke satu tujuan yaitu keberhasilan perusahaan mencapat target tahunannya. Meski berbeda divisi namun kesolidan tim dalam perusahaan perlu selalu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menggelar seminar virtual “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia”

Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menggelar seminar virtual “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia”

Timpangnya biaya produksi dengan harga jual hasil unggas sangat memukul peternak. Diperparah dengan performa yang belum optimal akibat challenge penyakit unggas seperti koksidiosis baik yang terjadi secara akut maupun kronis.

Qilu Pharmaceutical bersama Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) menggelar seminar virtual “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia” pada Sabtu (27/11). Acara ini menghadirkan Prof Charles Rangga Tabbu yang memaparkan “Strategi Pengendalian Koksidiosis terkini” dan dilanjut dengan pemaparan “Efektivitas antikoksidia dan penerapannya”.

Koksidiosis sendiri merupakan penyakit protozoa yang mudah menular, biasa menyerang unggas dan berbagai jenis burung. “Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan pada usus, kecuali koksidiosis ginjal pada angsa. Infeksinya dapat berupa ringan atau berat,” paparnya.

Cara penularan koksidiosis tidak secara langsung dari ayam ke ayam, penularan alami hanya terjadi akibat menelan ookista hidup yang telah bersporulasi seperti melalui litter, debu, pakan dan air minum yang tercemar ookista.

Adapun strategi penanggulangan koksidiosis pada ayam yang ia sampaikan yaitu dengan menjaga semua aspek manajemen pada kondisi optimal, seperti biosekuriti yang ketat melalui sanitasi, penggunaan desinfektan yang sesuai untuk ookista, dan pengelolaan litter yang optimal.

Selain itu, pengendalian koksidiosis dengan kemoterapi, pencegahan koksidiosis sendiri dapat dilakukan dengan vaksinasi. Pemberian vitamin A dan K dapat digunakan sebagai terapi suportif,” imbuhnya.

Acara dilanjutkan oleh perwakilan dari Qilu Pharmaceutical Group, ProfGao Qin, yang membawakan materi “Practice of Controlling Coccidia in Broilers”.

Pada akhir acara ini, Qilu Pharmaceutical juga memberikan penghargaan “Bestari Award 2021” sebagai bentuk apresiasi kepada insani yang telah berkontribusi besar di dunia peternakan. Pada saat ini, apresiasi ini jatuh kepada Prof Michael Haryadi Wibowo.

Credit: Troboslivestock

Berbagai Aspek Manajemen yang Tidak Optimal Menjadi Faktor Pendukung Koksidiosis

Berbagai Aspek Manajemen yang Tidak Optimal Menjadi Faktor Pendukung Koksidiosis

Perunggasan merupakan usaha yang memerlukan ketelitian, perhatian dan ketepatan tata laksana dalam proses budi dayanya. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal, banyak hal yang harus diperhatikan oleh peternak, mulai dari manajemen pakan, perawatan kandang, upaya untuk memelihara kesehatan ternak serta manajemen pengawasan lingkungan dan masih banyak lainnya. Lebih jauh, lingkungan yang tidak kondusif dapat menyebabkan performa produksi ayam menurun dan mudah terjangkit penyakit. Salah satunya adalah koksidiosis yang masih menjadi tantangan tersendiri bagi peternak di lapangan.
Melihat fenomena tersebut, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) bekerja sama dengan Qilu Pharmaceutical menggelar webinar bertema “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia” melalui Zoom Webinar, Sabtu, (27/11).

Dalam sambutannya Dr. drh. M Munawaroh, M.M., Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) mengutarakan bahwa PDHI telah berkomitmen bersama Qilu Pharmaceutical untuk mengangkat isu-isu yang relevan dengan perunggasan, sebagai bagian dari PDHI. Menurutnya PDHI adalah milik seluruh insan dokter hewan Indonesia baik dibidang pet animal, perunggasan, satwa eksotik dan lainnya.

“Saatnya PDHi harus menjadi payung untuk seluruh dokter hewan. Dan dalam kesempatan ini, PDHI menunjukkan kontribusinya untuk perunggasan Indonesia,” tegasnya.
Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc., Ph. D., Ahli Patologi Veteriner dalam materinya menjelaskan bahwa koksidiosi merupakan penyakit asal protozoa yang mudah menular serta menyerang unggas dan berbagai jenis burung. Penyakit ini dapat merusak usus dan saluran pencernaan, sehingga menimbulkan gangguan proses digesti dan absorpsi nutrien, dehidrasi, kehilangan darah dan efek imunosupresif.

“Berbagai aspek manajemen yang tidak optimal seperti biosekuriti tidak optimal, litter lembap, sanitasi dan desinfeksi litter tidak maksimal serta pengawasan vektor mekanik (kumbang litter) yang sulit dimusnahkan merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya koksidiosis di kandang,” tegas Charles.
Pada webinar ini turut hadir sebagai pembicara, Profesor Gao Qing, selaku perwakilan dari Qilu Pharmaceutical Group yang membawakan materi terkait “Practice of Controlling Coccidia in Broilers”. Acara ditutup dengan pemberian penghargaan “Bestari Award 2021” kepada Prof. drh. Michael Haryadi Wibowo, M.P.. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada insani yang telah berkontribusi besar di dunia peternakan.

Credit: Poultry Indonesia

Prof. Michael Haryadi Wibowo Dianugerahi Bestari Award 2021

Prof. Michael Haryadi Wibowo Dianugerahi Bestari Award 2021

Prof. Dr. drh. Michael Haryadi M.P. (tengah) penerima anugerah Bestari Award 2021

Sebagai bentuk apresiasi kepada insan yang telah berkontribusi besar di dunia peternakan, Qilu Pharmaceutical bersama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) memberikan penghargaan “Bestari Award 2021″ kepada Prof. drh. Michael Haryadi Wibowo, M.P., selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, UGM. Dalam acara yang berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom, Sabtu (27/11) ini turut hadir berbagai pemangku kepentingan di industri perunggasan dengan jumlah total lebih dari 800 peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. drh. M. Munawaroh, M.M. selaku Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB-PDHI) menyampaikan bahwa sudah saatnya PDHI memberikan apresiasi dan penghargaan kepada insan dokter hewan yang telah berkontribusi nyata dalam upaya pembangunan perkembangan profesi kedokteran hewan di Indonesia. Ia melanjutkan bahwa pada kesempatan ini, PDHI telah bekerja sama dengan Qilu Pharmaceutical untuk membuat suatu program penghargaan yang diberi nama “Bestari Award”.

“Kedepan kami pun akan terus menghadirkan serta memberikan apresiasi serta penghargaan kepada dokter hewan yang telah banyak berkiprah dalam pengembangan profesi kedokteran hewan,” ujar Munawaroh.
DR. Heriyanti O. Untoro, MA selaku Corporate Public Relations Qilu Pharmaceutical, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung kesuksesan kesehatan hewan ternak dan nutrisi bagi peternak di Indonesia. Selain itu, menurutnya pihaknya juga akan terus meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

“Oleh karena itu, kami terpanggil untuk menganugerahkan Bestari Award, kepada insan yang dinilai mempunyai prestasi, inovasi dan kreasi, terkait pengabdiannya bagi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesehatan ternak dan nutrisi demi meningkatkan kesejahteraan peternak di Indonesia,” terangnya.
Kepada awak media, Prof. drh. Michael Haryadi Wibowo, M.P., Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, UGM mengungkapkan bahwa dirinya cukup terkejut atas penghargaan Bestari Award yang telah diberikan kepadanya. Dirinya sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada PB PDHi dan Qilu Pharmaceutical yang telah menginisiasi program penghargaan yang diberikan kepada insan-insan yang dianggap mempunyai peran dalam pembangunan perunggasan di Indonesia.

“Terkait indikator penilaian, merekalah yang melihat. Namun, terdapat beberapa penelitian saya yang mungkin cukup berkontribusi terhadap dunia perunggasan, salah satunya saya termasuk yang pertama mengisolasi virus Avian Influenza (AI) di Indonesia terutama dari Industri. Selain itu, saya juga menerbitkan publikasi pertama tentang IB varian di Indonesia, terutama yang QX,” jelasnya.

Credit: Poultry Indonesia

Guru Besar FKH UGM Meraih Penghargaan Bestari Award

prof. michael b

Guru Besar FKH UGM Meraih Penghargaan Bestari Award

prof. michael b
Prof. Dr. Drh. Michael Haryadi Wibowo M. P. (tengah) peraih Bestari Award

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof. Dr. Drh Michael Haryadi Wibowo M.P. dinobatkan sebagai peraih penghargaan Bestari Award oleh PDHI bersama Qilu Pharmaceutical pada Sabtu (27/11) yang lalu.

Kepada Infovet ketika ditemui di Grha Dokter Hewan Indonesia yang berlokasi di jalan JOE Jakarta Selatan, Prof. Michael mengutarakan rasa syukur dan terima kasihnya atas penghargaan tersebut.

“Ini merupakan suatu hal yang istimewa dan luar biasa bagi saya, terima kasih untuk berbagai pihak yang telah memberikan support, terutama PDHI dan Qilu Pharmaceutical atas kepercayaannya kepada saya. Mudah – mudahan ini menjadi penambah motivasi saya dalam berkarya dan terus memajukan negeri ini dari sektor kesehatan hewan,” tuturnya.

Prof. Michael dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut atas prestasi, inovasi, kreasi, dan kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan. Hal tersebut diutarakan oleh Dr. Heriyanti O. Utoro MA, Corporate Public Relation Qilu Pharmaceutical dalam kesempatan yang sama.

“Kami Qilu Pharmaceutical peduli akan perkembangan sains dan teknologi di bidang kesehatan dan nutrisi hewan, penghargaan ini tentunya merupakan pengejawantahan hal tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Michael atas kontribusinya di bidang kesehatan hewan,” kata wanita yang akrab disapa Ibu Oyen tersebut.

Ia melanjutkan bahwa Bestari Award juga memiliki filosofi tersendiri dimana makna dari kata Bestari yakni merujuk pada seseorang yang memiliki pengetahuan luas, berpendidikan baik, memilki budi pekerti yang luhur serta memiliki prakarsa, gagasan orisinal, inovatif, dan tentunya profesional. 

“Biasanya ungkapan bestari disandingkan dengan kalimat bijak bestari, yang memiliki makna cerdas dan bijaksana. Bestari ini bagi kita juga merupakan akronim yakni belajar, beramal seperti semangat matahari, dan kata Bestari pun sudah dibakukan dalam KBBI,” tuturnya. 

Heryati juga menuturkan bahwasanya Bestari award nanti juga akan dianugerahkan kepada orang dari bidang lain seperti agribisnis, nutrisi ternak, bahkan bidang kebudayaan yang dinilai memiliki kriteria seperti di atas. 

Ketua Umum PB PDHI Dr. Drh Muhammad Munawaroh MM. memberikan sedikit testimonialnya terkait terpilihnya Prof. Michael sebagai peraih Bestari Award.

“Beliau merupakan salah satu orang yang berkontribusi dalam mitigasi wabah AI di Indonesia pada tahun 2003, yang sekarang sudah banyak lahir vaksin AI dari hasil mitigasi beliau. Selain itu beliau juga yang proaktif dalam meneliti bahkan menemukan beberapa penyakit unggas lainnya di tanah air seperti IB Varian, IBH, dan lainnya. Jangan juga dilupakan peran beliau dalam membantu peternak dan kontribusi beliau di dunia pendidikan, tentunya ini merupakan suatu hal yang luar biasa dan layak diapresiasi,” kata Munawaroh.

Webinar Koksidiosis

Koksidiosis merupakan salah satu momok bagi peternak lantaran dapat menyebabkan hambatan dalam pencapaian performa ayam maksimal. Hingga kini koksidiosis menjadi momok menakutkan bagi peternak ayam baik broiler, layer, bahkan untuk level indukan (PS dan GPS).

Atas dasar tersebut Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menyelenggarakan webinar dengan tema “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia” di hari yang sama melalui daring zoom meeting. Tercatat lebih dari 800 orang menghadiri webinar tersebut.

Bertindak sebagai keynote speaker dalam webinar tersebut yakni Dr Drh Muhammad Munawaroh MM. Pembicara yang dihadirkan pun merupakan konsultan dan juga guru besar FKH UGM yankni Prof. Charles Rangga Tabbu dan Prof. Gao Xing dari pihak Qilu Pharmaceutical Group. Webinar berdurasi lebih dari dua jam tersebut dimoderatori oleh praktisi perunggasan Drh Eko Prasetyo.

Prof. Charles memaparkan presentasinya sebanyak dua kali, dimana pada presentasi pertama beliau menjelaskan mengenai strategi pengendalian koksidiosis dan dalam presentasi kedua beliau memaparkan mengenai efektivitas sediaan antikoksidia dan aplikasinya. Sementara Prof. Gao Xing dalam presentasinya membawakan presentasi terkait pendekatan praktis dalam mengendalikan koksidia di peternakan broiler.

Qilu Pharmaceutical merupakan perwakilan Qilu Pharmaceutical group di Indonesia yang merupakan salah satu produsen berbagai jenis produk Animal Health & Agricultural Solution terbesar di dunia. Dengan teknologi yang canggih dan muktahir, Qilu Pharmaceutical menghasilkan produk-produk yang berkualitas yang menguasai 50% market share Pharmaceutical dunia untuk produk Salinomycin, Monensin, Maduramicin, Ceftiofur, Apramycin, Tylosin, Tilmicosin, Neomycin dan lain-lain.

Selain itu, untuk produk Biopestisidanya juga menguasai 60% market share dunia seperti Abamectin dan Spinosad.

Dengan hadirnya Qilu Pharmaceutical di Indonesia, diharapkan dapat turut menyumbang peran dalam membangun dunia peternakan dan agrikultural Indonesia yang lebih baik.

Credit: majalah infovet