Qilu Hadir di ILDEX Indonesia 2022

Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Sebagai produsen anticocci atau sediaan yang digunakan untuk mengobati penyakit koksidiosis yang disebabkan oleh Eimeria spp

Qilu Indonesia yang merupakan perwakilan dari HQ Qilu Pharmaceutical Group ikut berpartisipasi dalam pameran peternakan terbesar dan terlengkap yakni ILDEX Indonesia 2022 yang berlangsung selama 3 hari (9-11/11) di ICE BSD Serpong Tangerang.

ILDEX Indonesia 2022 kali ini dipergunakan Qilu Indonesia untuk berbagi pengetahuan kepada pengunjung bahkan peternak guna mengenalkan produk-produk yang dimilikinya. Sebelumnya, Qilu Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam INDOLIVESTOCK 2022 Expo & Forum pada Juli beberapa waktu yang lalu.

Sebagai informasi, Qilu Pharmaceutical merupakan salah satu produsen farmasi untuk produk hewan dan agrochemical terbesar di dunia yang berasal dari China. Terlebih, produk-produk tersebut didistribusikan oleh Tienyen Internasional.

Click Here

Saat ini Qilu Pharmaceutical menguasai market share dunia. Sebut saja untuk produk monensin sodium, Qilu meraih market share dunia sebesar 80 %, Salinomycin sebesar 80 %, Maduramycin sebesar 70 %, BMD sebesar 30 %, Zinc bacitracin sebesar 30 %, Spinosad 25 % dan Abamectin sebesar 60 %.

Prestasi ini tercapai karena Qilu memiliki fasilitas fermentor sebesar 100.000 metrik ton dengan quality control yang ketat dan fasilitas yang canggih serta tim R&D (Research and Development) yang terus berinovasi. Hal ini menghasilkan berbagai penghargaan seperti Top 10 Chinese pharmaceutical companies, Top 5 most innovative Chinese pharmaceutical companies dan lain-lain.

Selain itu, untuk membantu industri pembuatan obat hewan, Qilu Indonesia turut menghadirkan bahan – bahan baku farmasi untuk pembuatan obat (Active Pharmaceutical Ingredients /API) yang dibutuhkan oleh peternak seperti Tylosin tartate, Tylosin phospate, Tyvalosin tartate, Tiamulin fumarate, Tilmicosin phospate, Neomycin sulphate, Chlortetracycline, Monensin Sodium dan lain-lain. Tentunya hal tersebut sangat membantu Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) guna memenuhi kebutuhan bahan baku di situasi gejolak saat ini.

Di lain sisi, guna membantu dunia agronomi, Qilu Indonesia menghadirkan produk Abamectin, Emmactin Benzoat dan Spinosad.  Produk tersebut dijadikan bahan baku pembuatan insektisida pembasmi hama pertanian maupun serangga yang sering menyerang peternakan seperti serangga vektor penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).ue/zul

 

Credit: Troboslivestock

Tienyen Kembali Hadir di Indolivestock 2022

Setelah 2 tahun karena pandemic, Tienyen International Kembali lagi berpartisipasi di dalam expo Indolivestock 2022. Dengan pengalaman sebagai importir imbuhan pakan yang lebih dari 15 tahun, Tienyen International semakin percaya diri dalam membantu memenuhi kebutuhan akan nutrisi bagi peternakan. Pada expo kali ini, Tienyen Internasional menampilkan 4 produsen imbuhan pakan asal China yang sudah berkompeten kelas dunia.

Di antaranya adalah Qilu Pharmaceutical yang sudah menjadi top global producer yang menguasai berbagai world market share untuk produk – produk anticocci seperti salinomycin, monensin, maduramycin dan diclazuril dan untuk produk medicated feed, Qilu memproduksi Enramycin, BMD, Zinc bacitracin. Kualitas dan mutu produk-produk Qilu tidak lagi diragukan, hal ini terbukti sudah banyak peternak dan feedmil yang menggunakannya bahkan produsen imbuhan pakan eropa juga menggunakannya sebagai bahan baku atau maklon.

Untuk memenuhi kebutuhan akan mineral premix, Tienyen menghadirkan produsen mineral terbesar di China yaitu Chelota. Sejak berdiri dari tahun 1997, Chelota kini memiliki 9 pabrik mineral yang memproduksi berbagai mineral anorganik dan organik yang sudah dipasarkan ke berbagai negara. Dengan memiliki lebih dari 20 jenis produk patent dan tim ahli, Chelota telah menjadi partner dalam kebutuhan mineral premix yang dapat di custom sesuai dengan kebutuhan customer.

Selain itu, dihadirkan juga produsen Huaruilong yang terkenal dengan produk unggulannya yaitu Ruinom Antimold dan sudah banyak digunakan di Indonesia. Pada kesempatan ini, Huaruilong akan memperkenalkan produk unggulan baru lainnya seperti Ruinom Garlic (garlic extract), Ruinom Samteh (flavor+swettener), Ruinom Pentacid (Glyceryl Tributyrine) dan Ruinom G-Amino (Guanidino Acetic Acid). Mengingat akan kualitas dan manfaat dari Ruinom Antimold yang sangat baik, tentu produk – produk lainnya Huaruilong juga patut dicoba dan dirasakan manfaatnya.

Dan yang terakhir adalah produsen Habio yang memiliki expertise di dalam dunia per-enzyme-an. Dengan riset-riset yang dilakukan, Habio telah banyak mendapatkan patent dan menerbitkan jurnal – jurnal penelitian yang telah diterapkan di dalam teknologi produksi enzim untuk pakan ternak. Habio akan menghadirkan portofolio terbaiknya seperti enzyme phytase, protease, xylanase, lipase, mannanase dan produk multi enzyme. Produk – produk ini tentu sangat bermanfaat untuk menaikkan nilai nutrisi dan kecernaan pakan mengingat kondisi harga dan kelangkaan bahan baku saat ini sangatlah tidak stabil.

Peternakan sapi terserang Lumpy Skin Disease, Apakah mematikan?

lumpy skin disease

Apa itu Lumpy Skin Disease

Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.

Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).

 LSD pertama kali dilaporkan di Zambia, Afrika pada tahun 1929 dan terus menyebar di benua Afrika, Eropa dan Asia. Pada tahun 2019, LSD dilaporkan di China dan India lalu setahun setelahnya dilaporkan di Nepal, Myanmar dan Vietnam. Pada tahun 2021, LSD telah dilaporkan di Thailand, Kamboja dan Malaysia. Sampai saat ini, penyakit ini belum ditemukan di Indonesia.

Masa inkubasi LSD berkisar antara 1-4 minggu. Walaupun mortalitas penyakit ini dibawah 10%, namun morbiditas yang sering dilaporkan adalah sekitar 45%.

Kasus pertama di Indonesia

Hasil uji laboratorium terhadap sampel sapi yang diduga terserang penyakit langka LSD di Indragiri Hulu (Inhu) sudah keluar.

Sebelumnya tim dari ‎Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau mengirimkan sampel sapi yang diduga kuat terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) ‎ke laboratorium yang ada di Bogor.

Pada saat turun ke Inhu, tim melakukan pengambilan sampel darah sapi diduga terkena LSD tersebut untuk diteliti di laboratorium di Bogor.

Saat ini, hasil pemeriksaan tersebut juga sudah keluar.

“Hasil pemeriksaannya sudah keluar, karena itu akan segera kami bahas bersama tim yang ada. Apa tindak lanjut yang akan dilakukan, nanti kami informasikan,” kata Kepala Dinas PKH Riau, Herman, Rabu (9/3/202).

Dampak yang terjadi pada sapi

  • Luka pada kulit
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan produksi susu
  • Menyebabkan kematian

Cara Penanggulangan

Melaksanakan pembatasan lalu-lintas ternak di wilayah tertular, pemindahan hewan yang terkena dampak klinis, dan vaksinasi menggunakan strain vaksin virus LSD Homolog yang dilemahkan.

Melaksanakan pembatasan pergerakan dan pemindahan hewan yang terkena tanpa dilakukan vaksinasi biasanya tidak efektif.

Merekomendasikan pembuangan hewan mati dengan benar, misalnya menggunakan insinerasi/ pembakaran, dan pembersihan disertai disinfeksi tempat-kandang dan peralatan.

Mengikuti ketentuan dari organisasi kesehatan hewan dunia (OIE) termasuk persiapan pemulihan status bebas LSD di suatu negara atau zona.

Manfaat Abamektin Sebagai Pestisida Tanaman

Abamektin

Manfaat Abamektin Sebagai Pestisida Tanaman

Salah satu bahan aktif pestisida yang ada di pasaran adalah abamektin. Bahan aktif yang satu ini cukup populer terutama di kalangan petani cabai. Abamektin dikenal juga dengan sebutan obat keriting daun. Padahal, sebenarnya, abamektin bukan mengobati keriting daun. Lalu, apa manfaat abamektin yang sesungguhnya?

Manfaat abamektin tidak hanya bisa digunakan untuk mencegah keriting daun cabai, tapi juga bisa menjadi pestisida tanaman. Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan berikut ini:

1. Karakteristik Abamektin
Abamektin adalah senyawa kimia campuran 80% avermectin B1a dan <20% avermectin B1b. Ia digolongkan sebagai akarisida karena memiliki dampak yang sangat signifikan pada hama jenis serangga kutu-kutuan daun. Hama seperti thrips, aphids, dan kutu kebul bisa mati dengan abamektin. Abamektin sendiri diketahui memiliki cara kerja kontak lambung dan semitranslaminar. Itu artinya daya kerja abamektin sangat optimal untuk mencegah ataupun mengatasi serangan hama.
Abamektin terdiri atas dua jenis, yaitu abamektin hitam dan abamektin bening. Abamektin hitam merupakan abamektin yang sudah dicampur dengan zat lain sehingga konsentrasinya rendah. Sementara, abamektin bening merupakan abamektin murni yang konsentrasinya tinggi. Harga abamektin bening jauh lebih mahal daripada abamektin hitam.

2.Hama Sasaran Abamektin
Abamektin juga bisa digunakan untuk mengatasi hama ulat dan wereng. Berbagai uji coba pada berbagai tingkat konsentrasi ternyata memiliki efek mematikan bagi berbagai jenis serangga mulai dari telur, larva hingga serangga dewasa.
Pada telur serangga abamektin menggagalkan penetasan telur, sedangkan pada pupa abamektin menghambat pengelupasan kulit. Pada serangga dewasa, abamektin mampu menyebabkan iritasi kulit dan lambung serta menghilangkan nafsu makan serangga. Jika Anda mencobanya pada semut, Anda akan langsung melihat semut tersebut mulai sakit dan mati tak lama setelah terkena abamektin.
Pada serangga seperti jangkrik abamektin bisa membunuh asalkan konsentrasinya tinggi. Sementara, jika konsentrasinya rendah, abamektin akan menghambat nafsu makan serangga tersebut.

3.Cara Aplikasi Abamektin
Karena sasarannya kebanyakan adalah serangga, sangat disarankan agar Anda mengaplikasikan abamektin pada sore hari (pukul 4—6 sore) saat serangga mulai keluar dari persembunyiannya. Abamektin bersifat EC (Emulsifiable Concentrate), artinya cairan yang larut sehingga tidak akan menyumbat lubang sprayer.
Sebaiknya Anda membaca dosis yang dianjurkan biasanya sekitar 0,5 ml per liter. Selain itu, gunakan juga masker dan kacamata serta APD (alat pelindung diri) lainnya seperti baju lengan panjang, sarung tangan, dan topi saat menggunakan abamektin.

Source: pertaniaku.com

Employee Gathering 2020

Employee Gathering PT. Tienyen International

Employee Gathering

PT. Tienyen International

Kegiatan seperti employee gathering ini dilaksanakan dengan tujuan ingin memberikan refreshing kembali setelah setahun para karyawan PT. Tienyen International memberikan kontribusi memberikan andil dalam berjalanannya operasional perusahaan. Selain dapat memberikan penyegaran, kegiatan employee gathering juga dapat memberikan beberapa manfaat lainnya bagi para karyawan Tienyen, antara lain:

  1. Mengembalikan Kondisi Lebih Bersemangat
    Setelah setahun bergelut dengan rutinitas perusahaan tentu saja akan menimbulkan rasa bosan, penat, muncul konflik internal, dan permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam dunia kerja lainnya. Dengan adanya kegiatan seperti employee gathering, semua permasalahan tersebut akan berkurang bahkan bisa hilang. Jadi untuk acara tersebut maka pilihlah tempat-tempat gathering yang segar dan sejuk seperti daerah Puncak, Bogor, Bandung, dan lain-lain.
  2. Mempererat Hubungan Antar Pegawai
    Perbedaan pemikiran sudah menjadi hal umum yang sering terjadi di sebuah perusahaan. Apalagi jika didalam perusahaan tersebut terdapat beberapa divisi. Masalah dalam sebuah team biasanya tidak terlihat dalam bentuk konflik, melainkan bisa dilihat dari sikap antar karyawan yang membuat kelompok-kelompok kecil. Agar hal ini tidak menimbulkan efektifitas yang tidak baik dalam hasil kerja team, maka kegiatan gathering seperti ini sangat dibutuhkan.
  3. Membangun Tim Kerja yang Solid
    Masih terkait dengan konflik internal yang sering terjadi dalam perusahaan-perusahaan, perselisihan antar karyawan secara tidak langsung akan berpengaruh pada operasional perusahaan nantinya. Beda divisi, beda target tujuan, beda cara kerja, namun pada akhirnya semua tetap akan bermuara ke satu tujuan yaitu keberhasilan perusahaan mencapat target tahunannya. Meski berbeda divisi namun kesolidan tim dalam perusahaan perlu selalu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menggelar seminar virtual “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia”

Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menggelar seminar virtual “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia”

Timpangnya biaya produksi dengan harga jual hasil unggas sangat memukul peternak. Diperparah dengan performa yang belum optimal akibat challenge penyakit unggas seperti koksidiosis baik yang terjadi secara akut maupun kronis.

Qilu Pharmaceutical bersama Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) menggelar seminar virtual “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia” pada Sabtu (27/11). Acara ini menghadirkan Prof Charles Rangga Tabbu yang memaparkan “Strategi Pengendalian Koksidiosis terkini” dan dilanjut dengan pemaparan “Efektivitas antikoksidia dan penerapannya”.

Koksidiosis sendiri merupakan penyakit protozoa yang mudah menular, biasa menyerang unggas dan berbagai jenis burung. “Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan pada usus, kecuali koksidiosis ginjal pada angsa. Infeksinya dapat berupa ringan atau berat,” paparnya.

Cara penularan koksidiosis tidak secara langsung dari ayam ke ayam, penularan alami hanya terjadi akibat menelan ookista hidup yang telah bersporulasi seperti melalui litter, debu, pakan dan air minum yang tercemar ookista.

Adapun strategi penanggulangan koksidiosis pada ayam yang ia sampaikan yaitu dengan menjaga semua aspek manajemen pada kondisi optimal, seperti biosekuriti yang ketat melalui sanitasi, penggunaan desinfektan yang sesuai untuk ookista, dan pengelolaan litter yang optimal.

Selain itu, pengendalian koksidiosis dengan kemoterapi, pencegahan koksidiosis sendiri dapat dilakukan dengan vaksinasi. Pemberian vitamin A dan K dapat digunakan sebagai terapi suportif,” imbuhnya.

Acara dilanjutkan oleh perwakilan dari Qilu Pharmaceutical Group, ProfGao Qin, yang membawakan materi “Practice of Controlling Coccidia in Broilers”.

Pada akhir acara ini, Qilu Pharmaceutical juga memberikan penghargaan “Bestari Award 2021” sebagai bentuk apresiasi kepada insani yang telah berkontribusi besar di dunia peternakan. Pada saat ini, apresiasi ini jatuh kepada Prof Michael Haryadi Wibowo.

Credit: Troboslivestock

Berbagai Aspek Manajemen yang Tidak Optimal Menjadi Faktor Pendukung Koksidiosis

Berbagai Aspek Manajemen yang Tidak Optimal Menjadi Faktor Pendukung Koksidiosis

Perunggasan merupakan usaha yang memerlukan ketelitian, perhatian dan ketepatan tata laksana dalam proses budi dayanya. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal, banyak hal yang harus diperhatikan oleh peternak, mulai dari manajemen pakan, perawatan kandang, upaya untuk memelihara kesehatan ternak serta manajemen pengawasan lingkungan dan masih banyak lainnya. Lebih jauh, lingkungan yang tidak kondusif dapat menyebabkan performa produksi ayam menurun dan mudah terjangkit penyakit. Salah satunya adalah koksidiosis yang masih menjadi tantangan tersendiri bagi peternak di lapangan.
Melihat fenomena tersebut, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) bekerja sama dengan Qilu Pharmaceutical menggelar webinar bertema “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia” melalui Zoom Webinar, Sabtu, (27/11).

Dalam sambutannya Dr. drh. M Munawaroh, M.M., Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) mengutarakan bahwa PDHI telah berkomitmen bersama Qilu Pharmaceutical untuk mengangkat isu-isu yang relevan dengan perunggasan, sebagai bagian dari PDHI. Menurutnya PDHI adalah milik seluruh insan dokter hewan Indonesia baik dibidang pet animal, perunggasan, satwa eksotik dan lainnya.

“Saatnya PDHi harus menjadi payung untuk seluruh dokter hewan. Dan dalam kesempatan ini, PDHI menunjukkan kontribusinya untuk perunggasan Indonesia,” tegasnya.
Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc., Ph. D., Ahli Patologi Veteriner dalam materinya menjelaskan bahwa koksidiosi merupakan penyakit asal protozoa yang mudah menular serta menyerang unggas dan berbagai jenis burung. Penyakit ini dapat merusak usus dan saluran pencernaan, sehingga menimbulkan gangguan proses digesti dan absorpsi nutrien, dehidrasi, kehilangan darah dan efek imunosupresif.

“Berbagai aspek manajemen yang tidak optimal seperti biosekuriti tidak optimal, litter lembap, sanitasi dan desinfeksi litter tidak maksimal serta pengawasan vektor mekanik (kumbang litter) yang sulit dimusnahkan merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya koksidiosis di kandang,” tegas Charles.
Pada webinar ini turut hadir sebagai pembicara, Profesor Gao Qing, selaku perwakilan dari Qilu Pharmaceutical Group yang membawakan materi terkait “Practice of Controlling Coccidia in Broilers”. Acara ditutup dengan pemberian penghargaan “Bestari Award 2021” kepada Prof. drh. Michael Haryadi Wibowo, M.P.. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada insani yang telah berkontribusi besar di dunia peternakan.

Credit: Poultry Indonesia

Prof. Michael Haryadi Wibowo Dianugerahi Bestari Award 2021

Prof. Michael Haryadi Wibowo Dianugerahi Bestari Award 2021

Prof. Dr. drh. Michael Haryadi M.P. (tengah) penerima anugerah Bestari Award 2021

Sebagai bentuk apresiasi kepada insan yang telah berkontribusi besar di dunia peternakan, Qilu Pharmaceutical bersama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) memberikan penghargaan “Bestari Award 2021″ kepada Prof. drh. Michael Haryadi Wibowo, M.P., selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, UGM. Dalam acara yang berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom, Sabtu (27/11) ini turut hadir berbagai pemangku kepentingan di industri perunggasan dengan jumlah total lebih dari 800 peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. drh. M. Munawaroh, M.M. selaku Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB-PDHI) menyampaikan bahwa sudah saatnya PDHI memberikan apresiasi dan penghargaan kepada insan dokter hewan yang telah berkontribusi nyata dalam upaya pembangunan perkembangan profesi kedokteran hewan di Indonesia. Ia melanjutkan bahwa pada kesempatan ini, PDHI telah bekerja sama dengan Qilu Pharmaceutical untuk membuat suatu program penghargaan yang diberi nama “Bestari Award”.

“Kedepan kami pun akan terus menghadirkan serta memberikan apresiasi serta penghargaan kepada dokter hewan yang telah banyak berkiprah dalam pengembangan profesi kedokteran hewan,” ujar Munawaroh.
DR. Heriyanti O. Untoro, MA selaku Corporate Public Relations Qilu Pharmaceutical, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung kesuksesan kesehatan hewan ternak dan nutrisi bagi peternak di Indonesia. Selain itu, menurutnya pihaknya juga akan terus meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

“Oleh karena itu, kami terpanggil untuk menganugerahkan Bestari Award, kepada insan yang dinilai mempunyai prestasi, inovasi dan kreasi, terkait pengabdiannya bagi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesehatan ternak dan nutrisi demi meningkatkan kesejahteraan peternak di Indonesia,” terangnya.
Kepada awak media, Prof. drh. Michael Haryadi Wibowo, M.P., Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, UGM mengungkapkan bahwa dirinya cukup terkejut atas penghargaan Bestari Award yang telah diberikan kepadanya. Dirinya sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada PB PDHi dan Qilu Pharmaceutical yang telah menginisiasi program penghargaan yang diberikan kepada insan-insan yang dianggap mempunyai peran dalam pembangunan perunggasan di Indonesia.

“Terkait indikator penilaian, merekalah yang melihat. Namun, terdapat beberapa penelitian saya yang mungkin cukup berkontribusi terhadap dunia perunggasan, salah satunya saya termasuk yang pertama mengisolasi virus Avian Influenza (AI) di Indonesia terutama dari Industri. Selain itu, saya juga menerbitkan publikasi pertama tentang IB varian di Indonesia, terutama yang QX,” jelasnya.

Credit: Poultry Indonesia

Guru Besar FKH UGM Meraih Penghargaan Bestari Award

prof. michael b

Guru Besar FKH UGM Meraih Penghargaan Bestari Award

prof. michael b
Prof. Dr. Drh. Michael Haryadi Wibowo M. P. (tengah) peraih Bestari Award

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof. Dr. Drh Michael Haryadi Wibowo M.P. dinobatkan sebagai peraih penghargaan Bestari Award oleh PDHI bersama Qilu Pharmaceutical pada Sabtu (27/11) yang lalu.

Kepada Infovet ketika ditemui di Grha Dokter Hewan Indonesia yang berlokasi di jalan JOE Jakarta Selatan, Prof. Michael mengutarakan rasa syukur dan terima kasihnya atas penghargaan tersebut.

“Ini merupakan suatu hal yang istimewa dan luar biasa bagi saya, terima kasih untuk berbagai pihak yang telah memberikan support, terutama PDHI dan Qilu Pharmaceutical atas kepercayaannya kepada saya. Mudah – mudahan ini menjadi penambah motivasi saya dalam berkarya dan terus memajukan negeri ini dari sektor kesehatan hewan,” tuturnya.

Prof. Michael dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut atas prestasi, inovasi, kreasi, dan kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan. Hal tersebut diutarakan oleh Dr. Heriyanti O. Utoro MA, Corporate Public Relation Qilu Pharmaceutical dalam kesempatan yang sama.

“Kami Qilu Pharmaceutical peduli akan perkembangan sains dan teknologi di bidang kesehatan dan nutrisi hewan, penghargaan ini tentunya merupakan pengejawantahan hal tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Michael atas kontribusinya di bidang kesehatan hewan,” kata wanita yang akrab disapa Ibu Oyen tersebut.

Ia melanjutkan bahwa Bestari Award juga memiliki filosofi tersendiri dimana makna dari kata Bestari yakni merujuk pada seseorang yang memiliki pengetahuan luas, berpendidikan baik, memilki budi pekerti yang luhur serta memiliki prakarsa, gagasan orisinal, inovatif, dan tentunya profesional. 

“Biasanya ungkapan bestari disandingkan dengan kalimat bijak bestari, yang memiliki makna cerdas dan bijaksana. Bestari ini bagi kita juga merupakan akronim yakni belajar, beramal seperti semangat matahari, dan kata Bestari pun sudah dibakukan dalam KBBI,” tuturnya. 

Heryati juga menuturkan bahwasanya Bestari award nanti juga akan dianugerahkan kepada orang dari bidang lain seperti agribisnis, nutrisi ternak, bahkan bidang kebudayaan yang dinilai memiliki kriteria seperti di atas. 

Ketua Umum PB PDHI Dr. Drh Muhammad Munawaroh MM. memberikan sedikit testimonialnya terkait terpilihnya Prof. Michael sebagai peraih Bestari Award.

“Beliau merupakan salah satu orang yang berkontribusi dalam mitigasi wabah AI di Indonesia pada tahun 2003, yang sekarang sudah banyak lahir vaksin AI dari hasil mitigasi beliau. Selain itu beliau juga yang proaktif dalam meneliti bahkan menemukan beberapa penyakit unggas lainnya di tanah air seperti IB Varian, IBH, dan lainnya. Jangan juga dilupakan peran beliau dalam membantu peternak dan kontribusi beliau di dunia pendidikan, tentunya ini merupakan suatu hal yang luar biasa dan layak diapresiasi,” kata Munawaroh.

Webinar Koksidiosis

Koksidiosis merupakan salah satu momok bagi peternak lantaran dapat menyebabkan hambatan dalam pencapaian performa ayam maksimal. Hingga kini koksidiosis menjadi momok menakutkan bagi peternak ayam baik broiler, layer, bahkan untuk level indukan (PS dan GPS).

Atas dasar tersebut Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menyelenggarakan webinar dengan tema “Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia” di hari yang sama melalui daring zoom meeting. Tercatat lebih dari 800 orang menghadiri webinar tersebut.

Bertindak sebagai keynote speaker dalam webinar tersebut yakni Dr Drh Muhammad Munawaroh MM. Pembicara yang dihadirkan pun merupakan konsultan dan juga guru besar FKH UGM yankni Prof. Charles Rangga Tabbu dan Prof. Gao Xing dari pihak Qilu Pharmaceutical Group. Webinar berdurasi lebih dari dua jam tersebut dimoderatori oleh praktisi perunggasan Drh Eko Prasetyo.

Prof. Charles memaparkan presentasinya sebanyak dua kali, dimana pada presentasi pertama beliau menjelaskan mengenai strategi pengendalian koksidiosis dan dalam presentasi kedua beliau memaparkan mengenai efektivitas sediaan antikoksidia dan aplikasinya. Sementara Prof. Gao Xing dalam presentasinya membawakan presentasi terkait pendekatan praktis dalam mengendalikan koksidia di peternakan broiler.

Qilu Pharmaceutical merupakan perwakilan Qilu Pharmaceutical group di Indonesia yang merupakan salah satu produsen berbagai jenis produk Animal Health & Agricultural Solution terbesar di dunia. Dengan teknologi yang canggih dan muktahir, Qilu Pharmaceutical menghasilkan produk-produk yang berkualitas yang menguasai 50% market share Pharmaceutical dunia untuk produk Salinomycin, Monensin, Maduramicin, Ceftiofur, Apramycin, Tylosin, Tilmicosin, Neomycin dan lain-lain.

Selain itu, untuk produk Biopestisidanya juga menguasai 60% market share dunia seperti Abamectin dan Spinosad.

Dengan hadirnya Qilu Pharmaceutical di Indonesia, diharapkan dapat turut menyumbang peran dalam membangun dunia peternakan dan agrikultural Indonesia yang lebih baik.

Credit: majalah infovet